MENU

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Rabu, 18 Juni 2014

Subneting



A.     Pengertian Subnetting

  Subnetting adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Dengan subnetting, kita  bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.

Ada dua bentuk notasi subnet, notasi standar dan CIDR (Classless Internet Domain Routing) notasi. Kedua versi dari notasi menggunakan alamat dasar (atau alamat jaringan) untuk menentukan titik awal jaringan, seperti 192.168.1.0. Ini berarti bahwa jaringan dimulai di 192.168.1.0 dan host mungkin pertama  alamat IP di subnet ini akan 192.168.1.1.

Dalam standar subnet mask notasi, empat oktet nilai numerik digunakan sebagai  alamat dasar, misalnya 255.255.255.0. Topeng standar dapat dihitung dengan menciptakan empat  biner oktet nilai untuk masing-masing, dan menempatkan biner digit .1. dengan ramuan jaringan, dan menempatkan digit biner 0. dengan ramuan jaringan. Pada contoh di atas nilai ini akan menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000. Dalam kombinasi dengan alamat dasar yang Anda memiliki definisi subnet, dalam hal ini subnet dalam notasi standar akan 192.168.1.0 255.255.255.0.
Dalam notasi CIDR, jumlah 1.s dalam versi biner dari topeng dihitung dari kiri, dan jumlah yang ditambahkan ke akhir dari alamat dasar setelah slash (/). Pada contoh di sini subnet akan dicatatkan dalam notasi CIDR sebagai 192.168.1.0/24.
Ada beberapa macam subnetting yaitu:
  1. Subneting  kelas  A : 1-127, subnet mask defaultnya yaitu 255.0.0.0
  2. Subnetting Kelas B : 128-191, subnet mask defaultnya yaitu 255.255.0.0
  3. Subnetting Kelas C : 192-223, subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0

subnet

Alasan utama perlunya melakukan subnetting, ialah :
  • Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
  • Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
·         Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Ø  Fungsi Subnetting
·        Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
·        Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
·        Pengelolaan yang disederhanakan.
·        Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.Untuk contohnya kita bisa ambil kasus sbb : WAN yang menggunakan jaringan antar kota yang berbeda. lebih optimpal jaringan tersebut dengan subnetting.
Ø  Proses Subnetting
untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
·          Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
·          Menentukan jumlah host per subnet
·          Menentukan subnet yang valid
·          Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
·          Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet

Ø  Perhitungan Subnetting
a) Jumlah subnet = 2x
b) Jumlah Host per Subnet = 2y – 2
c) Blok Subnet = kelipatan dari 256 – n
Keterangan dari rumus :
x = jumlah dari banyaknya biner 1 pada oktat terakhir subnetmask
y = jumlah dari banyaknya biner 0 pada oktat terakhir subnetmask
n = nilai angka desimal pada oktat terakhir subnetmask
      Misalnya untuk sebuah network address 192.168.21.0/27, artinya IP Address Kelas C dengan subnet mask /27 berarti 11111111.11111111.11111111.11100000 (255.255.255.224)
1.    Jumlah Subnet = 2^x, 2^3 = 8 subnet, 3 diambil dari banyaknya angka biner 1   di oktet terakhir.
2.    Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2, 2^5 – 2 = 30 host, 5 diambil dari banyaknya angka biner 0 di oktet terakhir.
3.     Blok Subnet = 256 – 224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Subnet berikutnya adalah 32+32=64, 64+32=96, 96+32=128, 128+32=160, 160+32=192, 192+32=224. Jadi subnetnya 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224.
4.    Alamat host, host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet selanjutnya.
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
192.168.21.0
192.168.21.1
192.168.21.30
192.168.21.31
192.168.21.32
192.168.21.33
192.168.21.62
192.168.21.63
192.168.21.64
192.168.21.65
192.168.21.94
192.168.21.95
192.168.21.96
192.168.21.97
192.168.21.126
192.168.21.127
192.168.21.128
192.168.21.129
192.168.21.158
192.168.21.159
192.168.21.160
192.168.21.161
192.168.21.190
192.168.21.191
192.168.21.192
192.168.21.193
192.168.21.222
192.168.21.223
192.168.21.224
192.168.21.225
192.168.21.254
192.168.21.255

B. Contoh Subnetting
Menentukan :
a) Alamat Subnet Mask,
b) Alamat Subnet,
c) Alamat Broadcast,
d) Jumlah Host yang dapat digunakan,
e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut :
1). 198.53.67.0/30 –>  class C
Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252
Menghitung Subnet:
Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet
Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host
Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…
jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…
Host dan broadcast yang valid:
Maka dari perhitungan diperoleh:
  • Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252
  • Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252
  • Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255
  • Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128
  • Alamat Subnet ke-3:  198.53.67.8






1 komentar: